Lagu hidupku : autobiografi komponis Nano S.
Hawe Setiawan (Pengarang)
Tersedia di:
Deskripsi
Publik Indonesia tampaknya lebih mengenal Nano S. sebagai pencipta lagu-lagu pop Sunda. Padahal komponis peraih Hadiah Akademi Jakarta 2003 ini sebetulnya banyak menggubah komposisi musik dan lagu yang digali dari tradisi karawitan Sunda. Di antara lebih dari 500 judul komposisi musik dan lagu gubahan ahli karawitan Sunda ini terdapat sekitar 65% komposisi musik dan lagu tradisi, sedang lagunya yang dipopkan hanya sekitar 35%. Bersama rombongan Centra Madya yang dipimpinnya, Nano kerap diundang untuk mengadakan pementasan musik dan lagu di Asia, Eropa dan Amerika. Bahkan pada paro kedua dasawarsa 1980-an Nano dan kawan-kawan diundang oleh Min On, lembaga impresario besar dari Jepang, untuk mengadakan pementasan musik dan lagu secara berkeliling di 22 kota di negeri itu. Salah satu komposisinya yang tampaknya lebih dikenal di luar negeri, khususnya di kalangan ahli etnomusikologi, adalah Warna (1990). "Warna, dalam persilangan antara eksperimen dan tradisi, merupakan kontribusi penting bagi masa depan ketika para komponis Indonesia akan menciptakan lebih banyak karya bagi seniman pertunjukan dan khalayak non-Indonesia," tulis Linda Burman-Hall, ahli etnomusikologi dan seniman pertunjukan lulusan UCLA dan Princeton University. Dalam buku Lagu Hidupku ini pembaca dapat mengenal secara lebih jauh sosok dan perjalanan kreatif Nano S. sebagai seorang komponis. Inilah penuturan Nano S. sendiri mengenai perjalanan hidup dan proses kreatifnya, mulai dari masa kanak hingga ia berusia enam puluh tahun.