Pekikan cempreng yang berasal dari salah satu unit apartemen itu memekakkan telinga. Seorang gadis dengan piama kusut khas bangun tidur, memegang sebuah rok biru dengan kedua tangan. Ada aroma terbakar menguar di udara. Mulut gadis berpiama itu terbuka lebar-antara terkejut, heran, dan tak percaya. Di tangannya sekarang, ada rok SMP yang harus dia gunakan untuk mengikuti masa pengenalan sekolah atau MPLS. Dan, karena kelalaiannya, kini bagian tengah rok tersebut memiliki jiplakan gosong setrika. Tidak seperti rupanya yang cantik, kelakuan Azalea Alyosha Rahardian benar-benar mendefinisikan seorang bocil kematian. Pencicilan, cerewet, iseng, dan biang onar, membuat orang-orang terdekatnya sakit kepala. Hampir tidak pernah absen ide-ide gila yang tebersit dalam kepalanya hingga membuat hari-hari Azalea penuh kekacauan. Sikapnya itu tidak pernah berubah, bahkan ketika Azalea jatuh cinta pada Nakusha Jehan Geffry, ketua OSIS sekaligus murid teladan di SMA Lesmana. Walaupun laki-laki itu tampak ramah dan tenang, Azalea merasa Nakusha selalu menjaga jarak dengan gadis-gadis yang mendekatinya. Sehingga dengan analisis subjektif tersebut, Azalea sampai rela mengubah penampilannya hanya agar dapat mendekati Nakusha. Rencananya berhasil. Namun, makin Azalea mengenal Nakusha, dia makin merasa aneh dengan sifat yang hanya ditunjukkan ketika mereka sedang berdua saja. Sifat yang 180 deraja berbeda. Belum lagi dengan hal-hal yang tersimpan dalam diri Nakusha yang membuat Azalea menyadari bahwa Nakusha bukan sekadar murid teladan dan baik di mata semua orang.