Penjara ternyata bukan satu-satunya tempat yang buruk. Penjara bukan satu-satunya tempat yang yang dapat mem belengg u kebebasan, mencabik-cabik nurani dan harga diri serta martabat manusia. Ada tempat lain yang bisa lebih kejam, lebih jahat, juga lebih kumuh dibanding penjara, yaitu rumah tangga. Najib Kaelani novelis ulung Mesin ini menghadirkan hakekat kebebasan dan keterpenjaraan. Rumah tangga yang tidak harmonis ternyata tidak jauh berbeda dengan penjara. Suami yang membelenggu isteri dalam rumah tangga sama seperti kepala penjara yang membelenggu narapidana dalam sel-sel tahanan. Lantas bagaimana jika narapidana dalam sel tahanan, bertemu dengan ‘narapidana’ di rumah tangga? Bagaimana dua orang anak manusia yang terbelenggu saling bertemu dan jatuh cinta? Mungkinkah lelaki yang bertugas sebagai Kepala Penjara akan menghadapi semua manusia termasuk isterinya, sama menghadapi narapidana? Novel ini menghadirkan liku-liku kehidupan, dan mencari hakekat kebebasan serta kekuasaan. Novel ini memang layak untuk dibaca sebagai bahan perenungan bagi kita semua.