Menjadi guru yang diperhitungkan pada abad 21 : catatan guru mulai tahun 1998-2019
Aritonang, Keke Taruli (Pengarang) ; Tri Wulandari (Penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Menjadi seorang guru yang diperhitungkan pada abad 21 tidaklah mudah bagi penulis. Membutuhkan kreatifitas, inovasi, disiplin, dan ketekunan untuk meraih apa yang bisa diperhitungkan baginya khususnya sebagai guru bahasa Indonesia. Untuk menjadi guru yang diperhitungkan khususnya penulis sebagai guru bahasa Indonesia adalah dengan melatih dirinya dibidang tulis-menulis. Menurut Prof Alex Sudewa, “Guru bahasa Indonesia tidak suka menulis, apa yang mau dibanggakan?” Kalimat tersebut terdapat pada salah satu materi yang diberikan pada saat pelatihan literasi yang disampaikan oleh St. Kartono, guru bahasa Indonesia SMA Kolose De Britto, Yogyakarta. Penulis tertantang untuk melatih dirinya agar dapat memiliki keahlian di bidang menulis. Itu dilakukannya sejak meraih gelar Magister Pendidikan pada tahun 2004 hingga saat ini. Buku ini, menceritakan pengalaman penulis sendiri, bagaimana menjadi guru yang diperhitungkan pada abad 21. Sengaja dituliskan oleh penulis yang telah mengajar selama 21 tahun, mulai 1998 hingga 2019. Penulis menyusun buku ini terdiri dari tiga bagian, yang menyatakan bagaimana menjadi guru inisitor? Bagaimana menjadi guru profesional? dan bagaimana penulis mentoring siswa? Agar dapat menjadi guru yang diperhitungkan. Setiap bagiannya terdiri dari tujuh bagian pengalaman penulis sebagai guru sehingga keseluruhan pengalaman itu berjumlah 21, sesuai dengan judul menjadi guru pada abad 21.