Terputusnya hubungan antara makhluk (baca: manusia) dengan Zat Yang Mahabenar, lebih disebabkan karena keterpakuan kita pada sesama makhluk, jiwa, karsa, dan upaya kita untuk berpaling dari akidah yang benar. Semua kita lakukan adalah menurutkan hawa nafsu diri yang menyelimuti kemanusiaan kita; kecintaan terhadap pangkat, harta, dunia, tahta, dan popularitas, serta khayalan demi khayalan, kerusakan, kebakhilan, kesombongan dan kebiasaan buruk dalam mengkonsumsi makanan, minuman serta pakaian. Maka rusaklah dunia kita, dan jiwa kita telah dikuasai oleh nafsu birahi, sementara kita tanggalkan mujahadah jiwa demi menuruti hawa nafsu agar manusia memandangnya dengan penuh pesona. Kita kenakan pakaian dengan perhiasan dendam, dengki, kebodohan, sombong, riya, dan kemunafikan.