JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Pinjam buku ini
Sekosong jiwa kadaver

Sekosong jiwa kadaver

Ita Fajria Tamim (Pengarang) ; Jia Effendie (Penyunting)

Edisi Cetaka pertama
Penerbit Jakarta : Falcon Interactive, 2023
Deskripsi Fisik 390 Halaman ; 21 cm
ISBN 9786026714848
Subjek Fiksi Indonesia / Novel
Bahasa Indonesia
Call Number 813 ITA s

Tersedia di:

~Perpustakaan Jakarta - Cikini
Dapat Dipinjam: 8
Baca di Tempat: 0
Sedang Dipinjam: 0
00006759563
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 ITA s
Fiksi Indonesia
00006759568
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 ITA s
Storage Umum
00006759573
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 ITA s
Storage Umum
00006817165
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 ITA s
Fiksi Indonesia
00006817166
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 ITA s
Fiksi Indonesia
00006817171
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 ITA s
Fiksi Indonesia
00006817176
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 ITA s
Storage Umum
00006817181
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 ITA s
Fiksi Indonesia
~Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Dapat Dipinjam: 2
Baca di Tempat: 0
Sedang Dipinjam: 0
00006817186
Tersedia
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5
813 ITA s
Fiksi Indonesia
00006817191
Tersedia
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5
813 ITA s
Fiksi Indonesia

Deskripsi

Rayya, putri seorang kiai di sebuah pesantren, akhirnya berhasil mewujudkan impiannya menjadi mahasiswa kedokteran. Dia berangkat ke Pulau Bali dengan hati berbunga-bunga meskipun beberapa anggota keluarganya ragu akan keputusan itu. Namun, apa yang dibayangkannya indah ternyata lain angan dengan kenyataan. Peristiwa dua kali Bom Bali yang terjadi beberapa tahun sebelumnya menyebabkan tingginya sentimen terhadap umat muslim. Rayya pun menghadapi bullying dari beberapa temannya yang rasis. Standar kuliah yang tinggi, pergaulan bebas, dan persahabatan dengan seorang pemuda Bali, membuat Rayya semakin kebingungan meniti jalan yang dipilihnya sendiri menuju impiannya. Turbulensi kehidupan pun akhirnya memaksanya memahami, bahwa dunia nyata ternyata tak seaman dan senyaman dinding rumah dan tembok pesantren yang selama ini melindunginya.

Ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini. Jadilah yang pertama untuk mengulas!