The Maling of kolor : sebuah komedi pencurian bodoh
SAPUTRA, Roy ; DIKA, Raditya ; APRILLIA, Mala
Tersedia di:
Deskripsi
hlm. 239 ; “Cup, Jang. Pintu ini bukan pintu biasa. Pintu inilah yang memisahkan kita dengan harta curian dan uang bayaran kita. Pintu inilah yang akan membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik. Pintu inilah...”“Anu, Kang. Pintunya mau kita curi juga?”“Gak, Jang. Kenapa?”“Kalau pintunya gak mau dicuri, bisa kitah lanjutkan latihannya dan lebih membahas barang yang akan kita curi?” kritik Ujang.“Hmm… emm… mm. Oke kalo gitu. Nah, kebetulan lo nanya. Gue mau ingetin, kita di sini mau nyolong ko...”“Kotak perhiasan?”“Kompilasi kaset dangdut koplo?”“...lor. Kita mau nyolong kolor.”Ujang dan Cuplis berpandangan.“Kok pada diem?”“Kolor yah, Kang? Sebelum sayah berpikir lebih jauh, mari kitah samakan persepsi tentang definisi kolor di sini. Apakah kolor yang Abang maksud adalah kolor yang digunakan untuk... hm... kolor?” Ujang kembali ragu.“Iya, Jang. Celana dalem.”Cuplis menoleh bingung, “Bang, di jaman milenium ini, ada sebuah pepatah yang mengatakan: naek motor ama bencong, KOLOR KOK DICOLONG?”