Kepemimpinan :  budaya organisasi dan manajemen strategik

Kepemimpinan : budaya organisasi dan manajemen strategik

MATONDANG, M.H. ; TARIGAN, Prista; NANDO, Dasril

KEPEMIMPINAN
Detil Buku
Edisi
Penerbit Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008
Deskripsi Fisik xv, 140 hlm : ilus. ; 23 cm.
ISBN 978-979-756-400-1
Subjek KEPEMIMPINAN
Bahasa Indonesia
Call Number 158.4 MAT k
Deskripsi
Strategi kepemimpinan negara adidaya Amerika menerapkan apa yang disebut preemptive strike ternyata telah berbuah kegagalan dan penderitaan bagi negara-negara yang menjadi korban. Kita dapat saksikan misalnya dengan apa yang telah diperbuat Amerika terhadap negara Afganistan dan Irak, kesemuanya ini didorong oleh egoisme kepemimpinan karena takut akan munculnya kekuatan saingan. Selain daripada itu praktik tidak terpuji inipun dilakukan Israel dengan menduduki wilayah palestina, serta perlakuan Australia terhadap suku Aborigin. Praktik seperti ini telah terjadi semenjak dahulu dapat kita saksikan pada zaman Firaun, Herodes dan Hitler. Kepemimpinan seperti ini tak satupun yang membuahkan kebajikan bagi ummat manusia, padahal Tuhan telah menciptakan manusia dibumi ini untuk berbuat kebajikan, bukan kerusakan. Seorang pemimpin memang memerlukan keberanian untuk berbuat, berani untuk tidak popular, berani mengambil risiko, sepanjang yakin berada pada jalur kebenaran. Keberanian adalah spirit yang kita perlukan untuk terus bertindak secara konsisten dalam mengubah keadaan yang memang bisa kita ubah. Seorang Pemimpin seharusnya mampu menjauhkan diri dari sifat sombong sebab kesombongan akan “menolak kebenaran dan merendahkan harkat orang lain” demikian sabda nabi. Seorang pemimpin adalah orang yang memiliki kebijaksanaan dan kearifan yang dapat memadukan keduanya dengan tepat, pemimpin adalah juga memiliki wisdom. sedangkan wisdom merupakan kompromi dalam arti yang luas agar kita mampu menilai segala sesuatu dengan kejujuran hari nurani, dan bukan hanya logika. Wisdom adalah self awardness, simbol kesadaran kapan kita harus ramah dan kapan kita harus marah, kapan kita harus mengalah dan kapan kita harus mengalahkan. Selanjutnya kita perlu merenungkan ucapan seorang petapa ‘anonim” yang mengatakan: “amatilah pikiranmu karena itu akan menjadi ucapanmu, amatilah ucapanmu karena itu akan menjadi tindakanmu, amatilah tindakanmu karena itu akan menjadi kebiasaanmu, amatilah kebiasaanmu karena itu akan menjadi karaktermu, amatilah karaktermu karena itu akan menjadi sifatmu, amatilah sifatmu karena itu akan menjadi sumber berkahmu”.
Pinjam Buku Ini
Buku ini dapat dipinjam/dibaca di:
Perpustakaan Jakarta Utara - Koja Dapat dipinjam: 2