

Rumah lebah : rahasia di balik sebuah kepolosan
MEITA, Ruwi ; INDIRANI, Feby (ed.)
Tersedia di:
Deskripsi
ak ada yang pernah tahu kapan biji tanaman jarak pecah karena dia selalu mengelabui. Jadi, saat mimpi buruk bercerita tentang pembunuhan yang terjadi atas dirimu, anggaplah sebagai gladi kotor kematianmu. Karena kematian memang selalu mengelabui dan datang tiba-tiba. Bersiap-siaplah selalu. Mala tahu ini bukan sebuah mimpi buruk. Bukan halusinasi sebagaimana yang dipikirkan Nawai. Ini kenyataan. Ada enam orang asing yang hidup dan bernapas di rumah lebah. Mata telanjang milik gadis cilik genius berjiwa ganjil itu melihat semuanya. Melihat apa yang tak diketahui dan tak dilihat orang. Tidak juga Nawai, atau tepatnya tak boleh ada seorang pun mengetahui itu semua. Sebab, itu justru akan menjadi gladi kotor kematian bagi sang ratu lebah. Sosok yang seharusnya tak boleh diganggu keberadaannya.
Ulasan
Buku Rekomendasi Lainnya

Istana dewa pulau dewata : Makna puri Bali Abad ke 14-19
MUNANDAR, Agus Aris ; SUDRAJAT, Edi

Kebebasan dalam islam

Politik perhatian rasa dalam kebudayaan Jawa Paul Stange; ed. Hairus Salim HS
STANGE, Paul

Modul Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah I : (M.A. Keperawatan Medikal Bedah II) Tahun Ajaran 2015/2016
Zahri Darni

The Pointless Book : Bebaskan Imajinasimu dan Mainkan Buku Ini
Deyes Alfie ; Marta E Sundah

Teknik Sampling Analisis Opini Publik
ERIYANTO ; Aindoble ; Susanto, Edi ; Santo

Yusuf dan Mentari
; Ambra

The complete ideal's guides : Global ecomonics
Craig Hovey ; Gregory Rehmke

Mushaf Al-Busyra
-

Sistem Hukum: Perspektif Ilmu Sosial
Friedman, Lawrence M.

Lovely make-up : Myon & Fuku-chan's beauty learning vol. 2
Takashima, Eri (Pengarang) ; Mimori, Kaori (Pengarang) ; Scorvita Ferdani (Penerjemah) ; Ine Martiana K. (Penyunting)

A couple of cuckoos 8
Yoshikawa, Miki (Pengarang) ; Inge indri (penerjemah) ; Vonny (editor)

Perempuan itu menyurati presiden : antologi puisi esai dari Jawa Tengah
-

Suka Duka Berunding Dengan Belanda : Ceramah pada tanggal 31 Mei 1975 di Gedung Kebangkitan Nasional Jakarta
Mohamad Roem (Pengarang)
