“Lu jual badan supaya bisa diterima main film Tiek?” gurau Nuniek menahan tawa. “Nggak perlu! Dia udah janji kasih gue peran utama di film yg baru!” “Udah janji sih masih perlu dites!” cetus Tia iri. “Sama aja boong!” “Tes cuma formalitas! Gue udah pasti kepilih!” “Ngibul!” “Mau taruhan?” “Taruhan apa?” “Kalau gue kepilih lu mesti cium si Aris tuh!” “Kenapa mesti Aris?” “Lu naksir dia kan? Nah lu tembak deh sekalian!” “Kalau gue yg kepilih?” “Lu yg kepilih?” meledak tawa Atiek. Tatapan amat melecehkan. “Mereka nggak bikin film komedi! Nggak perlu badut!” Atiek & Tia selalu bersaing ketat. Dan dalam ajang persaingan yg panas kehidupan remaja mereka tambah bergalau dgn muncul empat orang pria. Aris yg kuper. Selalu serbasalah. Anto si selonong boy yg macho. Toni sang spesialis ganda. Dan Hartono senja yang memimpikan fajar.