Kaya duit, kaya hati, atau kaya keduanya...?
MUHYIDIN, Muhammad ; RINDA
Tersedia di:
Deskripsi
Jika Anda ditanya, "Anda ingin menjadi orang bahagia tapi kurang harta atau menjadi orang kaya tapi kurang bahagia?" Hemm... pilihan yang sulit sekali, tapi pasti sebagian besar kita lebih berani memilih menjadi yang kedua, sekalipun tahu risikonya. Kita cenderung merasa lebih mampu dan nyaman hidup kaya tapi kurang bahagia, ketimbang menghadapi hidup bahagia tapi kurang harta. Betul kan?! Maunya, semua kita ingin menjadi orang bahagia yang berlimpah harta! Kita ingin memiliki keduanya, kendati sedikit sekali dari kita yang bisa meraihnya. Maka, masalah psikologis yang mesti anda hadapi kemudian anda “memilih”, lalu “menghadapi pilihan hidup” tersebut, kemudia bagaimana “mengelola hati, jiwa, dan pikiran” agar tak terbelenggu oleh resiko-resiko hidup tersebut. Buku ini menghadirkan manajemen emosi yang amat soft, memikat, dan menenteramkan hati, bagaimana cara kita menghadapi kehidupan ini di saat kita telah masuk ke dalam kondisi hidup yang sesungguhnya.
Ulasan
Buku Rekomendasi Lainnya
Kerjasama ASEAN latar belakangi perkembangan dan masa depan
DAM, Sjamsumar
Energi
KADIR, Abdul
High school paradise : surganya anak SMA
ORIZUKA ; KOEH
Istri para Khalifah : Kisah dan Perjuangan Mereka Mendampingi Suami
Muhammad Raji Hasan Kinas ; Mulyai S
Basic biomechanics : sixth edition
HALL, Susan J.
Peluang menggiurkan investasi obligasi : pemerintah dan korporasi
WIJAYANTO, Setyo
Bikin mp-asi dari menu keluarga
Almira Sitasari ; Ika Isnaeni ; Diah Ari ; Tetty Yulia ; Gita Mariana ; Dian Rahmadani
Question and answer : graded oral comprehension exercises
-
When I See Your Smile
-
AL - QUR"AN yang menakjubkan : bacaan terpilih dalam tafsir klasik hingga modern dari seorang ilmuan katolik
-
Indonesia Incorporated
Zaynur Ridwan ; Woro Lestari
Memilih Sekolah Terbaik untuk Anak
Kohn, Alfie ; Dyah Suci
Sang Rasul yang Rupawan : Nabi Yusuf AS
Ummu Faris ; Tim Divaro
Demon slayer : kimetsu no yaiba 10
Gotouge, Koyoharu (Pengarang) ; Wanita Idaman Moran (alih bahasa) ; Nia Ikasary (editor)