Teknik kuantitatif untuk arsitektur dan perancangan kota disertai dengan contoh-contoh
PURNOMO, Agus B.
Tersedia di:
Deskripsi
Arsitektur dapat diibaratkan sebagai "pedang bermata dua". Sisi pertama arsitektur adalah seni, sedangkan sisi kedua adalah ilmu pengetahuan. Sebagai seni, arsitektur bersifat subjektif dan tidak universal. Adapun sebagai ilmu pengetahuan, proses pembentukan karya arsitektur harus objektif dan transparan. Berdasarkan pemahaman tersebut, Gropius melalui Bauhaus memperkenalkan konsep universal art, dan menjadi awal bagi produksi massal dalam arsitektur. Sebagai pengetahuan, arsitektur dapat disampaikan ke orang lain, tidak hanya dalam benak sang arsitek. Dengan demikian, sistem pendidikan - Bauhaus selanjutnya menjadi pola dasar pendidikan arsitektur masa kini. Perancangan kota demikian pula halnya. Sisi pertama perancangan kota adalah perencanaan yang membutuhkan berbagai alat kuantitatif untuk memahami kompleksitas permasalahan kota, sedangkan sisi kedua adalah berbagai usaha untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan. Untuk menjembatani kedua sisi tersebut, diperlukan alat alat bantu berupa teknik-teknik kuantitatif, sehingga para perancang dapat memahami dan menyelesaikan kompleksitas dan kontradiksi dengan lebih baik.