Pudarnya pesona sidratul muntaha : tafsir segar dan progresif pengukuh kecerdasan spiritual atas peristiwa isra mi'raj, sholat, dan kualitas rasa kehambaan diri
MUHYIDIN, Muhammad ; ARIFIN, Zainal
Tersedia di:
Deskripsi
Buku refleksi jiwa ini merangkai ulang mengapa masalah-masalah rasa kehampaan kehambaan tersebut terus-menerus mendera kualitas spiritual kita. Dengan menggali pemahaman yang baru dan segar atas mi'raj Rasulullah Saw. menuju Sidratul Muntaha (suatu tempat yang bahkan malaikat paling dekat dengan-Nya pun tidak dapat menjangkaunya), Allah menunjukkan keindahan, keagungan, serta kebesaran-Nya; Rasulullah Saw. bertemu dengan-Nya; keindahan surga dan kengerian neraka diperlihatkan-Nya. Puncak perjalanan Sidratul Muntaha terkejawantahkan dalam momentum di mana Rasulullah Saw. “mendapatkan shalat”. Ya, “mendapatkan shalat”, inilah intinya! Dengan cara “mendapatkan shalat”, niscaya “rasa shalat” akan hadir kuat dalam jiwa kita. Bukan cara “mengerjakan shalat” yang tidak banyak berpengaruh pada diri kita—mau shalat atau tidak, rasanya sama! Di sinilah letak akar semua masalah kehampaan rasa kehambaan kita selama ini akibat kita hanya “mengerjakan shalat”; belum “mendapatkan shalat”. Bila selama ini kita merasa sulit untuk mendapatkan kekhusyukan shalat, maka hal ini disebabkan karena kita belum “mendapatkan shalat”, tetapi baru “mengerjakan shalat”. Dua cara pemaknaan rasa kehambaan atas PESONA SIDRATUL MUNTAHA yang amat sangat berbeda! Membaca buku ini, kita diajak untuk membaca kembali secara reflektif rahasia peristiwa Isra' Mi'raj Rasulullah Saw. sebagai “proses untuk mendapatkan shalat” dan “proses perjumpaan yang intim dengan Allah Swt.” Inilah bacaan dan pemaknaan kecerdasan spiritual yang segar, yang akan menghantar kita kian mengerti segala rahasia dan hikmah mengapa kita sangat penting beribadah dengan khusyuk kepada-Nya.