Memang sudah tak ada lagi yang perduli pada surau ini. dibiarkan ter-gerus usia, nyaris rubuh, selaras dengan bakal ambruknya Rumah Allah Swt. Hanya ibrahim seoranglah yang berjuang mati-matian menghidupkannya, memakmurkannya, mencintai sepenuh jiwa, bahkan melampaui kecintaannya pada diri dan wanita yang mencintainya. ia berjuang keras senantiasa menghadirkan Allah di hatinya, di surau itu, di lingkungan itu, Dan, pilihan cintanya pada Rumah Allah menghantarnya pada kemelut yang amat terjal, perih, berselimut luka, berderai air mata, bahkan harga diri dan jati dirinya di mata orang-orang yang berusaha merubuhkannya..