Muhammad, penghulu para nabi itu, bersabda: “Aku adalah perahu di tengah Lautan Semesta”. Ungkapan itu kunukil puisi Maulana Jalaluddin Rumi (1207-1273) dari kitab Matsnawiya. Melalui dua baris di atas , sang sufi-penyair legendaris itu sesungguhnya ingin menandaskan dua hal. Pertama, kincah kehidupan yang di sebrangi ummat manusia ini sebenarnya terdiri dari berbagai konvoi gelombang yang runyam. Kedua, di tengah gelombang dan carut kehidupan itu, Kanjeng Nabi Muhammad saw adalah tempat keselamatan yang paling representatife bagi segenap umat manusia.