Meretas aksara di belantara : cuplikan kisah fasilitasi pendidikan alternatif Warsi bersama orang rimba
TIM WARSI
Tersedia di:
Deskripsi
"Kamia Orang Rimba nioma" demikian komunitas asli Jambi yang hidup di hutan dataran rendah menamakan jati diri kesukuannya. Wilayah tradisional Orang Rimba mendiami kawasan pedalaman yang di antara hulu-hulu sungai anak Batang Hari, yang dahulunya terisolasi dan sulit dijangkau. Anak Sungai yang didiami Orang Rimba adalah Batang Limun, Batang Asai, Batang Tembesi, Batang Merangin, Batang Tabir, Batang Pelepat, dan Batang Bungo. Jati diri "kerimbaan" menjadi bagian dari keseluruhan cara-cara hidup komunitas ini. Berburu dan Meramu hasil hutan, merupakan penyanggah utama komunitas ini. Dari tahun 2000 hingga sekarang terdapat 19 kader yang pernah bertugas membantu fasilitator Pendidikan. Warsi menyebarkan pendidikan di kalangan Orang Rimba. Dalam setiap tahunnya, ada 2-5 kader yang aktif mengajar. Biasanya kader akan menyudahi tugasnya kala ia menikah. Dari fasilitasi yang dilakukan Warsi, anak-anak rimba sedikit demi sedikit mulai terbebas dari buta aksara dan memiliki keterampilan baca tulis dan hitung. Selain memberikan pendidikan langsung, untuk Orang Rimba yang berada dekat dengan fasilitas pendidikan, maka Warsi juga menjembatani mereka untuk melanjutkan ke sekolah-sekolah formal. Baik berupa pendidikan kelas jauh, ataupun mengikutkan orang Rimba pada ujian persamaan setelah mengikuti pendidikan Paket A dan B.