Di samping bekerja menumpuk karier, tetap belajar menambah ilmu, pengarang mulai juga mengamalkan ilmu dan pengalamannya dengan jalan mengajar pada Sekolah Menengah Tinggi Teknik (SMTT), yang ketika itu darurat dipondokkan pada Sekolah Pertukangan di Lempuyanganwangi, Yogyakarta (1946-1947).