Semusim, dan semusim lagi
Andina Dwifatma ; Hetih Rusli
Tersedia di:
Deskripsi
Berbekal sebuah surat yang datang pada suatu hari nan ganjil, seorang anak mendatangi kota asing demi bertemu ayah yang tak pernah dijumpainya sejak kecil. Selembar foto dan sebuah alamat memandunya menyusuri Kota S dan bertemu orang-orang yang tak pernah dia bayangkan: J.J. Henri, pria bertopi pet yang memberinya pelukan pertamanya; Oma Jaya, seorang nenek tetangga yang meyakini suaminya telah bereinkarnasi jadi ikan mas koki; Muara, lelaki pertama yang membisikkan tentang cinta; Sobron, si ikan raksasa yang senang bertekateki—dan tentu saja, seorang ayah yang selama ini diam-diam selalu dia nanti. “Jikapun masih ada hal yang kuinginkan: bertemu denganmu walau itu hanya untuk sedetik, dan kau memilih meludahi mukaku. Aku bahkan akan bercerita mengapa dulu aku harus pergi meninggalkanmu, jika kau ingin mendengarnya.” *** “Dari sebuah sajak, seorang penulis memindahkan suatu baris dan menjadikannya suatu judul, lantas melanjutkannya dengan kalimat demi kalimat, yang akhirnya terbentuk menjadi roman ini. Saya kira itulah cara yang baik untuk merayakan keberadaan kata, di tengah dunia yang lebih sering tak sadar bahwa kata itu ada, sehingga menyia-nyiakannya. Namun menulis bukanlah satu-satunya cara, karena masih ada cara lain untuk merayakannya, yakni membacanya.” Seno Gumira Ajidarma “...ditulis dengan teknik penceritaan yang intens, serius, eksploratif, dan mencekam.” Dewan Juri Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2012