Setiana risau dengan jodoh yang belum datang juga di usia menjelang 29 tahun. Keluarga besar mencoba menjodohkannya dengan beberapa pemuda, tetapi semuanya gagal. Setiana hanya menginginkan suami yang bisa menjadi imamnya di dunia dan akhirat. Ia menyadari bahwa pernikahan adalah miitsaqan ghaliizaa yang akan terus diuji oleh Allah.