Sumur ajaib dan puluhan dongeng dari negeri gingseng
Endah Sulistyowati ; Benedicta Rini W. (editor)
Tersedia di:
Deskripsi
Konon dahulu kala hiduplah sepasang kakek nenek yang sangat baik hati. Setiap hari sang kakek selalu rajin bekerja dengan mencari kayu bakar di gunung, lalu menjualnya di pasar. Kakek dan nenek yang baik hati itu mempunyai tetangga, seorang lelaki tua yang sangat pelit, jahat, dan serakah. Dia tidak suka bila ada tetangganya yang lebih kaya daripada dirinya. Setiap hari ada saja ulah usil yang dikerjakannya untuk menjahili para tetangganya. Suatu ketika, saat beristirahat selesai mencari kayu, Oh, ada sebuah sumur. Kebetulan sekali aku sangat haus, kata sang kakek sambil memasukkan tangannya mengambil air sumur untuk di minum. Ah, segarrr Rasanya enak sekali. Setelah minum air sumur, karena sangat kecapekan kakek tersebut duduk-duduk istirahat di pinggir sumur hingga tertidur pulas. Oh, aku terlalu lama tertidur rupanya. Nenek pasti sudah gelisah menungguku, katanya sambil mengucek-ngucek kedua matanya. Kakek itu pun dengan tergesa-gesa mengikat kayu bakarnya dan segera memanggulnya pulang ke rumah. Begitu melihat suaminya sudah pulang, sang nenek terlihat begitu terkejut dan berkata,Oh, Tuhan! Bagaimana mungkin ini terjadi? Dirimu menjadi muda seperti pengantin baru lagi, Kek? Hari berikutnya, nenek itu pun pergi ke sumur ajaib itu dan meminum airnya. Dia pun berubah menjadi muda seperti pengantin baru lagi. Kabar tentang kakek dan nenek yang berubah menjadi muda lagi begitu cepat tersebar ke seluruh pelosok desa. Mendengar jawaban sang kakek, tanpa mengucapkan terima kasih, si lelaki tua serakah itu pun dengan terburu-buru segera berangkat menuju sumur ajaib di balik gunung. Namun, sampai keesokan pagi hari berikutnya, si lelaki tua serakah itu belum juga kembali pulang ke rumahnya. Kakek dan nenek yang baik hati itu merasa sangat khawatir jangan-jangan terjadi sesuatu dengan si lelaki tua serakah. Lalu mereka pun menyusul ke balik gunung.