Tak lazim bagi perempuan untuk hidup jika terus diminta lebih lembut, lebih anggun, lebih santun, terus diminta untuk menjadi seperti orang lain, semua hanya meremas hati runtuhkan harga diri. Syahdu setengah bunuh diri, ia terusir dalam gunjingan kerumunan orang-orang, ia terpasung menyadari kehinaan diri, terlebih ia diajak Ifand untuk hidup satu rumah dengan Sofiya, seorang gadis berdarah hikmah sebening embun di ujung daun, Syahdu seolah perempuan tak punya kehormatan, ia seekor lalat dalam cengkraman bidadari, kecantikannya tak lagi berharga, keindahannya tak lagi berguna.