Judul asli : Journalism and politics in Indonesia. A critical biography of Mochtar Lubis (1922-2004) as editor and author, Routledge, 2010 ; Indek ; Bibliografi : hlm 322 - 351 ; Sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya secara sepihak pada 1945, bangsa ini telah mengalami suatu perjuangan hingga kini belum dituntaskan antara ideologi-ideologi yang bersaing satu sama lain mengenai bentuk dan isi sistem politiknya. Di dalam perjuangan ini untuk merumuskan dasar-dasar kebangsaan, peran intelektual publik, dan tokoh budaya telah menjadi menentukan dan lebih berpengaruh dibandingkan di sebagian besar kawasan barat pada zaman yang sama. Benturan ide-ide ini berlangsung dengan nyata di dalam media sebagai tempat pertarungan antara konsep-konsep nasionalisme dan komunalisme, sekularisme dan sektarianisme. Buku ini menelaah pengembangan suatu tradisi pemacu modernisasi sekuler di dalam praktik media dan jurnalisme Indonesia sejak 1945. Ketika Mochtar Lubis naik ke mimbar di Pusat Kebudayaan Jakarta yang bergengsi pada tanggal 6 April 1977, hanya sedikit orang menyadari dampak pidatonya terhadap jiwa bangsa. Berdiri tegap lebih dari 180 cm pengarang berusia 55 tahun, pemimpin redaksi surat kabar, dan mantan tahanan politik ini menjulang tinggi di atas sesbagian besar warga sebangsanya secara harfiah dan dalam arti kiasan.