Ava duduk di dalam kamar beraroma asap kemenyan. Di depannya ada tiga batok kelapa berbeda ukuran. Yang terkecil berisi cairan darah merah kental. yang sedang berisi balok-balok kecil kemenyan terbakar, dan yang terbesar berisi beberapa jajanan pasar. Lalu kiri-kanan batok, dia melihat ada patung monyet setinggi dua puluh lima sentimeyer dengan wajah menyeramkan. Mak Durga sendiri, duduk bersila dengan sorot mata tajam memandangnya. Di belakang Ma. Durga, dia menemukan lukisan besar seekor monyet bermahkota.