Ayahnya seorang kiayi desa, meninggal, akibat jadi korban salah sasaran warga, di tengah malam yang gelap gulita. Sejak saat itu ia putus mondok dari sebuah pesantren. Hari-harinya yang biasa ia isi dengan mengaji berganti dengan tumpukan baju dan bumbu. Ia bekerja pada tetangganya sebagai buruh cuci, juru masak dan semacamnya. Sampai akhirnya seorang calo PJTKI merayunya agar ia mau menjadi TKW di Saudi Arabia. Kulitnya yang kuning langsat banyak menggetarkan banyak laki-laki, seorang telah mencatat dalam hatinya. Ia bernama Firdaus seorang mahasiswa asal Indonesia yang juga bekerja di Saudi Arabia.