

Amandemen UUD 1945 : antara mitos dan pembongkaran
INDRAYANA, Denny ; SETIYAWATI A, E
Tersedia di:
Deskripsi
Indeks : hlm. 509-513 ; Judul asli : Indonesian constitutional refrom 1999-2002 : an evaluation of constitution making in transition ; hlm. 459-507 ; Mitos ideologi romantik bahwa Indonesia bukanlah negara agama, menganut sistem pemerintahan presidensial, dengan bentuk negara kesatuan adalah modal dan syarat awal dalam amandemen UUD 1945 pada masa 1999-2002. Sebagai mitos, tidak semua gagasan ini didasarkan pada logika yang argumentatif. Pembakuan relasi agama dan negara, misalnya, terbentuk lebih karena panggilan ideologis. Bentuk negara kesatuan dan sistem pemerintahan presidensial ditetapkan lebih karena alasan romantis anti-“konsep ketatanegaraan Barat” yang dianggap pernah gagal diterapkan pada era 1950-an. Yang menakjubkan, meskipun prosesnya berjalan tertatih-tatih dengan rambu-rambu mitos “ideologis romantis”, Amandemen berhasil merombak naskah UUD 1945 yang “asli” secara signifikan. Buku ini membedah secara komprehesif metamorfosis UUD 1945 menuju konstitusi baru yang lebih baik, dengan tetap berfondasi pada mitos “ideologis romantis” yang lama.
Ulasan
Buku Rekomendasi Lainnya

Arnold Mononutu

DESAIN Gaya dan realitas : Sebuah penafsiran tentang

Penuntun Belajar Matematika Berdasarkan Kurikulum SLTP 1994 Untuk SLTP Kls. III caturwulan 1 2 3
SETIAWAN, Dadang

Political quotient
M.D. Riyan

Missing love
ROBICO ; LINARDI, Anita Pratama ; BINARTI

the physics of radiology and imaging
THAYALAN, K

Syaikh Siti Jenar : suluk sang pembaharu (buku keempat)
Agus Sunyoto

Tanda-tanda kekuasaan Allah pada aksi bela Islam : mengetuk pintu langut memanggil para malaikat
HR. Ali Badri Zaini (penulis)

Manajemen Pelayanan Publik
Hayat (Pengarang)

Mahir dalam 7 hari Adobe Photoshop CS
-

Water resources engineering
-

Hukum tentang perlindungan konsumen
-

Roslina
Nursjamsu (Pengarang)

Pendidikan antikorupsi : pendekatan budaya, politik, dan teori integritas
Sukron Kamil (Pengarang) ; Noorayni Rahmawati (Penyunting) ; Hijrah Ahmad (Penyunting)
