Kemarau
Navis, A. A. (Pengarang)
Deskripsi
Kemarau panjang melanda sebuah kampung. Tanah jadi retak dan sawah pun jadi kering kerontang. Orang kampung pun mulai resah dan gelisah. Sebetulnya ada sebuah danau dekat kampung itu. Akan tetapi, orang kampung ternyata lebih suka pergi ke dukun. "Dan setelah tak juga keramat dukun itu memberi hasil, barulah mereka ingat pada Tuhan. Mereka pergilah setiap malam ke mesjid mengadakan ratib, mengadakan sembahyang kaul meminta hujan. Tapi hujan tak kunjung turun juga." Hanya Sutan Duano yang berbuat lain. "Pada ketika bendar-bendar tak mengalirkan air lagi, sawah-sawah sudah mulai kering dan matahari masih terus bersinar dengan maraknya tanpa gangguan awan sebondong pun, diambilnya sekerat bambu. Lalu disandangnya di kedua ujung bambu. Dan dua belek minyak tanah digantungkannya di kedua ujung bambu itu. Diambilnya air ke danau dan ditumpahkannya ke sawahnya." Akan tetapi, apakah orang kampung mengikuti perbuatan Sutan Duano itu? Jawabannya Anda temukan dalam novel Kemarau karangan A.A. Navis - pengarang cerpen yang kesohor Robohnya Surau Kami - ini.