JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Baca koleksi ini
Kemarau

Kemarau

Navis, A. A. (Pengarang)

Edisi -
Penerbit Jakarta : Grasindo, 1992,1967; Jakarta : Pustaka Jaya, 1957
Deskripsi Fisik 28 halaman ; 21 cm
ISBN 9795531166
Subjek Navis, A. A. (Ali Akbar), 1924/2003
Bahasa Indonesia
Call Number A.2.34

Deskripsi

Kemarau panjang melanda sebuah kampung. Tanah jadi retak dan sawah pun jadi kering kerontang. Orang kampung pun mulai resah dan gelisah. Sebetulnya ada sebuah danau dekat kampung itu. Akan tetapi, orang kampung ternyata lebih suka pergi ke dukun. "Dan setelah tak juga keramat dukun itu memberi hasil, barulah mereka ingat pada Tuhan. Mereka pergilah setiap malam ke mesjid mengadakan ratib, mengadakan sembahyang kaul meminta hujan. Tapi hujan tak kunjung turun juga." Hanya Sutan Duano yang berbuat lain. "Pada ketika bendar-bendar tak mengalirkan air lagi, sawah-sawah sudah mulai kering dan matahari masih terus bersinar dengan maraknya tanpa gangguan awan sebondong pun, diambilnya sekerat bambu. Lalu disandangnya di kedua ujung bambu. Dan dua belek minyak tanah digantungkannya di kedua ujung bambu itu. Diambilnya air ke danau dan ditumpahkannya ke sawahnya." Akan tetapi, apakah orang kampung mengikuti perbuatan Sutan Duano itu? Jawabannya Anda temukan dalam novel Kemarau karangan A.A. Navis - pengarang cerpen yang kesohor Robohnya Surau Kami - ini.

Ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini. Jadilah yang pertama untuk mengulas!