JAKLITERA sudah ada versi mobile lho!
Unduh
Yuk, bagikan buku ini!
Salin tautan:
https://perpustakaan.jakarta.go.id/digital-book/detail?cn=INLIS000000000005559
Baca koleksi ini


Melukis dengan kata-kata
Parengkuan, Vanda (Pengarang)
Edisi
Kompas edisi Minggu, 11 Januari 1994
Penerbit
Jakarta : Kompas, 1994
Deskripsi Fisik
3 halaman : ilustrasi ; 25 cm.
ISBN
-
Subjek
Biografi / Sastrawan Inggris
Bahasa
-
Call Number
H.37.917
Deskripsi
Pengarang cerita Harry Potter JK Rowling membuktiknya bahwa melukis tidak lagi menggunakan kuas. Tenyata dengan pensil, kata-kata memang bisa juga dipakai untuk melukiskan sesuatu
Ulasan
Belum ada ulasan untuk buku ini. Jadilah yang pertama untuk mengulas!
Koleksi Rekomendasi Lainnya

Veven Sp. Wardhana / Doris Jedamski
Mempertanyakan obyektivitas dan subyektivitas kritik
Seminar mahasiswa fur Indonesische und Sudseesprachen (Pengarang)

Seno Gumira Ajidarma
Rosario
Seno Gumira Ajidarma (Pengarang)

Abdul Hadi WM
Gusti, Bimbinglah si buta ini
Abdul Hadi WM (Pengarang)

Abdurrahman Wahid
Gus Dur hadiri dialog tokoh agama di Moskow

Kesusastraan Melayu
Perlakuan ringkas terhadap imbuhan-imbuhan katakerja Bahasa Malaysia (BM) dengan minat khas kepada pengajarannya
Hashim Musa (Pengarang)

Daoed Joesoef, 1926/
Dr. Daoed Joesoef terima bintang seni dan sastra Prancis

Achdiat K. Mihardja
Hanja kebesan individu dapat berkembang dan masjarakat bisa bertahan : Tjeramah achdiat k. mihardja di tim
Achdiat K. Mihardja (Pengarang)

B. Gde Winnyana / Wing Kardjo / Timbangan buku
Selembar daun Wing Kardjo 2 : simbolisme yang berpangkal pada religi
B. Gde Winnyana (Pengarang)

Fikisi Indonesia
Tikungan bagian 43
Achmad Munif (Pengarang)

Muhidin M Dahlan
Pram, angkatan muda, dan revolusi
Muhidin M Dahlan (Pengarang)

Diah Hadaning
Warung sastra diha : Myanmar, sekuntum bungamu dilarang mekar
Diah Hadaning (Pengarang)

Esai Indonesia
Tajuk budaya - kesenian daerah, bagian integral dari budaya bangsa
Diah Hadaning (Pengarang)

Rendra, W.S. (Willibrordus Surendra), 1935/2009
Pangdam Jaya : Kerusuhan di Senayan adalah spontanitas penonton

H.R. Dharsono
HRD menyatakan penyesalan dan minta maaf pada majelis hakim

Soewartono