Cerbung suara untuk bersenandung No. 43
Joan Baez (Pengarang)
Deskripsi
Artikel Cerbung suara untuk bersenandung No. 43Mira telah berubah menjadi sosok yang bijak dan penuh makna. Ia kini dikenal sebagai penyanyi sekaligus pengajar musik yang menanamkan nilai-nilai kejujuran dan ketulusan dalam setiap nada yang ia ajarkan. Namun, di balik kesuksesannya, masih tersisa satu hal yang belum ia tuntaskan: lagu terakhir yang belum pernah ia nyanyikan — lagu yang ditulis ibunya sebelum meninggal, berjudul “Senandung Terakhir untuk Cahaya.” Saat sebuah festival musik memperingati 20 tahun wafatnya sang ibu digelar, Mira diminta menutup acara dengan lagu tersebut. Tapi di tengah persiapan, ia mengetahui bahwa naskah asli lagu itu ternyata belum selesai — bait terakhirnya hilang. Dalam pencarian itu, Mira menemukan bahwa bait yang hilang bukanlah tulisan di kertas, melainkan makna yang harus ia temukan sendiri melalui hidupnya: keberanian untuk memaafkan masa lalu dan menerima dirinya seutuhnya.
Ulasan
Koleksi Terkait
Suara untuk bersenandung (35)
Joan Baez (Pengarang)
Suara untuk bersenandung (44)
Joan Baez (Pengarang)
Suara untuk bersenandung (60)
Joan Baez (Pengarang)
Suara untuk bersenandung (92)
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung baru suara untuk bersenandung
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 3
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 5
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 11
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 16--17
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 24--25
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 34
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 46
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 57
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 83
Joan Baez (Pengarang)
Cerbung suara untuk bersenandung No. 98
Joan Baez (Pengarang)
Koleksi Rekomendasi Lainnya
Pro - indonesia dalam sastra kolonial sebelum dan sesudah multatuli : pokok ceramah Dr.Gerard Termorshuizen pada tanggal 12 desember 1974, jam 20.00 di teater arena Taman Ismail Marzuki - Jakarta
Kongres kebudayaan untuk apa?
Sides Sudyarto DS (Pengarang)
Menjadi Tuhan : Nafsu serba mutlak manusia
Danarto (Pengarang)
Navis antara jodoh dan robohnya surau kami
R. Lubis Zamakhasyari (Pengarang)
Entah di gerbong keberapa
Ode Barta Ananda (Pengarang)
Karena Sastrawan bukan Malaikat
Situmorang, Sitor, 1924-2014 (Pengarang)
Cinta bersimbahh darah (43-44)
Widi Widayat (Pengarang)
Fantasi Mario Blanco
Djoko Darjanto (Pengarang)
Erotisme dalam seni
Susetyono (Pengarang)
Niat menggalakkan teater di Bogor
Deddy Roamer (Pengarang)
Pita persahabatan
Dealova Chintya F (Pengarang)
Cerbung, dendam dan asmara bagian 37
Asmaraman S. Kho Ping Hoo (Pengarang)
Menimbang gerakan kebudayaan Rendra
Sajak-sajak Dinullah Rayes (Januari 1986)
Dinullah Rayes (Pengarang)