Bait-Bait Multazam
Abidah El Khalieqy ; Penyunting: Pratiwi Utami, Ika Yuliana K, Imam R
Tersedia di:
Deskripsi
Hilya terpesona oleh perjuangan Henry Toga Sinaga. Berawaldari wawancara, reporter itu larut dalam kisah sang mualaf.Henry tumbuh bersama dera, membuat hidupnya beradadalam gulita. Sampai akhirnya cahaya ilahi memberi terang,menunjukkan jalan iman dan jalan Islam.Namun, menjadi mualaf barulah sebuah mula. Di satu sisi, awalperjalanannya diiringi dengan kebanggaan. Tapi, di sisi lain,keputusannya itu membuat keluarganya marah. Ia dianggapmengkhianati keluarga, tradisi, dan agama yang dianutnyasejak lahir.Jalan baru yang ia tempuh bukanlah tanpa hambatan. Imannyaterus diuji. Orang-orang yang dulu menyambutnya denganhamdalah gegap gempita seolah tak pernah ada untukmembantunya. Ia seperti sendiri. Namun, ia terus melangkah,memperdalam agama bahkan hingga ke Suriah. Bertahandalam situasi karut-marut di sana. Bersabar di tengah tatapan-tatapan curiga.Hanya pada tali Allah ia berpegang. Di sudut Multazam ialarungkan bait-bait doanya. Dan, di Mekah pula untaiankisahnya diabadikan pena Hilya.