JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Pinjam buku ini
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin

Tere Liye

Edisi Cet. 32; Cet. 33; Cet.34; Cet. 35; Cet. 37; Cet. 47
Penerbit Jakarta : Gramadia Pustaka Utama, 2010
Deskripsi Fisik 246 hlm. ; 20 cm.
ISBN 9786020331607
Subjek Fiksi Indonesia
Bahasa Indonesia
Call Number 813 TER d

Tersedia di:

~Perpustakaan Jakarta - Cikini
Dapat Dipinjam: 7
Baca di Tempat: 0
Sedang Dipinjam: 3
00005281885
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Storage Umum
00005281886
Dipinjam
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Storage Umum
00005281887
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Storage Umum
00005281888
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Storage Umum
00005281889
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Storage Umum
00005490347
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Storage Umum
00005497129
Dipinjam
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Fiksi Indonesia
00005497131
Dipinjam
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Fiksi Indonesia
00006105819
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Storage Umum
00006105821
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
813 TER d
Storage Umum
~Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Dapat Dipinjam: 1
Baca di Tempat: 0
Sedang Dipinjam: 1
00005331105
Tersedia
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum
813 TER d
Koleksi Umum
00005331106
Dipinjam
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum
813 TER d
Koleksi Umum

Deskripsi

Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun… daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.

Ulasan

4.8

/5
(4)
1
0
2
0
3
0
4
1
5
3