Di tengah jatuhnya kekuasaan Jerman Nazi, Marianne von Lingenfels kembali ke puri keluarga suaminya yang dahulu kala berdiri tegak sebagai benteng kukuh tapi kini telah rusak seiring berlangsungnya Perang Dunia Kedua. Sebagai janda dari anggota gerakan perlawanan yang dieksekusi setelah gagal melancarkan rencana pembunuhan Adolf Hitler pada tanggal 20 Juli 1940, Marianne bertekad untuk menepati janjinya kepada para anggota lainnya yang telah berjuang dengan gagah berani: mencari dan melindungi istri-istri mereka, sesama janda pejuang perlawanan.