Tasawuf dan Krisis
Abdul Muhayya (Pengarang)
Tersedia di:
Deskripsi
PENOLAKAN terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu fenomena yang menonjol di masa sekarang. Sebagian Ahli mengatakan masa ini sebagai masa pasca-modernisme. Masa ini ditandai oleh krisis yang mendalam di berbagai aspek kehidupan, Manusia mulai merasakan bahwa di balik gemerlap modernisasi yang memukau itu terdapat gejala yang dinamakan the agony modernisation, yaitu azab sengsara karena modernisasi. Gejala ini dapat disaksikan dengan semakin meningkatnya angka-angka kriminalitas yang disertai dengan tindak kekerasan, perkosaan, judi, penyalahgunaan obat terlarang, kenakalan remaja, prostitusi, bunuh diri, gangguan jiwa dan lain sebagainya, Seiring dengan itu, terdapat gejala-gejala kebangkitan tasawuf. Sayyid Husein Nashr di dalam survey-nya belum lama ini menyimpulkan bahwa pada beberapa dekade terakhir sufisme mengalami kebangkitan di dunia Muslim seperti Syiria, Iran, Turki, Pakistan sampai Asia Tenggara. Di Indonesia sendlri gejala munculnya tasawuf ke panggung kehidupan terlihat lebih jelas. Media masa melaporkan bahwa literatur-literatur tasawuf termasuk buku-buku terlaris di pasaran. Kursus-kursus tasawuf menarik minat cukup tinggi terutama bagi kaum kota terdidik secara modern. Kehidupan sufistik ini bahkan juga merambah ke dunia seni. Muncul penyair-penyairyang secara terang-terangan memproklamirkan dirinya sebagai "Penyair Sufistik" seperti Emha Ainun Najib dan Musthofa Bisri misalnya, Buku Tasawuf dan Krisis ini dihadirkan untuk mengupas fenomena-fenomena di atas. Menjelaskan tentang realitas dan fungsi agama Islam bagi masyarakat modern, kegersangan masyarakat modern dan pcnanggulangannya, serta urgensi tasawuf dengan masyarakat modern, la menjawab persoalan krisis spiritualitas dengan menampilkan berbagai alternatif metodologis dan konfigurasi tasawuf yang mampu dan relevan dengan masyarakat modern.