Wayang adalah sebagai alat untuk mempermudah maksud sang dalang menyampaikan gagasan (wulang reh kautaman) karena memang orang jawa sifatnya lembut dan cenderung menggunakan rasa. Secara umum, wayang adalah wewayangan atau bayangan, cermin dari kehidupan dunia ini. Aneka macam watak yang hingga kiamat akan terus berlangsung sebagaimana yang dinyatakan oleh Shakespeare ataupun Abdurrahman al-Jami’ dengan romannya tentang Laila-Majnun. Di Jawa, sandiwara ini dikenal dengan istilah “pagelaran” yang sangat detail dilukiskan dalam pertunjukan wayang purwa di mana sang dalang dituntut untuk tak sekadar bisa menggelar, tapi juga menggulung. Logika menggelar dan menggulung ini secara teknis memang berkaitan dengan kelir yang mesti digelar sebagai tempat untuk membabarkan lakon sebelum pagelaran.