Ada ucapan yang tak sanggup terkatakan, ada juga tindakan yang tak mampu dilakukan. Seperti itulah kondisi Skaya Agnibrata saat diatur keluarganya agar sementara waktu menggantikan kembarannya, Skara, untuk memasuki sekolah barunya. Karena satu dan lain hal, Skaya harus menggantikan alias menyamar sebagai Skara di sekolah baru kembarannya dan tinggal di asrama sekolah. Jika kembarannya juga seorang gadis dan ia hanya sekadar memasuki kelas lalu pulang, itu hal yang mudah dilakukan. Namun Skaya harus menghadapi problematika yang sebenarnya bahwa sang kembaran adalah laki-laki dan ia harus tinggal di asrama laki-laki!. Penyamarannya menuntut Skaya mengubah kebiasaan dan perilakunya. Di bawah ketakutannya tentang masalah jika identitas aslinya bocor, dia bertemu salah satu roommatenya, Akasa Sagara Rahardian. Laki-laki yang katanya bermuka garang berhati hello kitty. Hari membawa mereka semakin dekat, dengan percikan emosi yang mulai menyala hingga menimbulkan kesalahpahaman kecil yang menggelikan. Menghindari penindasan di sekolah, Skaya mencoba membina hubungan yang baik dengan Sagara. Setiap hari dia terus memuji, melayani, dan membuat bos besarnya merasa puas sehingga mau melindunginya.Dalam penyamarannya, Skaya semakin dekat dengan Sagara, salah satu roommate-nya. Sagara akhirnya jatuh hati dengan Skaya. Dibalik tawa dan kebahagiaan yang terpancar, mereka tidak sadar bahwa takdir yang membelenggu keduanya hampir sama. Paksaan, tudingan, dan ketidakberdayaan mereka pendam tanpa seorang pun ketahui. Lalu, akankah masing-masing dari mereka dapat melepaskan ganjalan hati dan berbahagia tanpa tekanan masa lalu?.