Gender dalam komunikasi dan media : sebuah pengantar
Billy K. Sarwono (penulis) ; Fitria Angeliqa (penulis) ; Endah Triastuti (penulis) ; Nita Nur M. (editor) ; Eri Ambardi (desain sampul)
Tersedia di:
Deskripsi
Daftar Pustaka : halaman 129-148 ; Indeks : halaman 159-160 ; Maraknya kasus pelecehan hingga kekerasan seksual adalah fenomena gunung es yang menghantui keseharian perempuan, dan jarang tuntas diselesaikan. Kekerasan seksual terjadi di berbagai area publik termasuk di berbagai lembaga budaya, seperti institusi pendidikan, arena pekerjaan, institusi keagamaan, dan lainnya. Lembaga-lembaga ini menanggung struktur hierarkis, dimana perempuan berada dan bahkan secara sengaja ditempatkan dalam posisi subordinat. Relasi kuasa yang tidak seimbang inilah yang menjadi momok terulangnya berbagai macam kasus kekerasan seksual, dengan perempuan sebagai korbannya. Ketidaksetaraan posisi antara perempuan dan pelaku masih pula diperparah dengan ketidakberpihakan hukum pada korban perempuan. Begitu pun dengan masyarakat yang bahkan ikut menyudutkan perempuan yang menjadi korban. Bukan tanpa sebab, kenyataan pahit ini adalah buah disposisi peran gender yang keliru yang selalu menempatkan perempuan sebagai objek sehingga layak dipersalahkan. Fenomena ini tentunya memunculkan keprihatinan yang mendalam karena masih banyak pihak yang sengaja mendiamkan masalah ini, baik di ranah luring maupun daring. ‘Kesadaran’ kemudian menjadi kata kunci bagi perempuan maupun aktor-aktor lain di sekitarnya untuk melawan objektivasi narasi besar yang tidak menguntungkan mereka dalam banyak arena sosial. Buku yang menekankan isu gender dalam komunikasi dan media ini merupakan sebuah pengantar. Buku ini menunjukkan bagaimana pentingnya peranan tinjauan dalam studi-studi tentang komunikasi dan media dalam ikut mengurangi terjadinya kekerasan seksual di berbagai lembaga budaya. Buku ini mengetengahkan gambaran stereotipe yang terdapat dalam berbagai media mainstream dan media daring, termasuk iklan dan game, yang merugikan perempuan dari berbagai lapisan dan dalam berbagai ranah kehidupan. Melalui pembahasan teori komunikasi dan pendekatan penelitian fenomenologi, pembaca diajak untuk lebih memahami problem yang dihadapi perempuan secara utuh dan mendalam. Kelompok perempuan bukanlah subjek tunggal, tetapi memiliki beragam pengalaman dan konteks masalah yang berbeda-beda bahkan berlapis-lapis.