Begitulah kehidupan bagai sebuah gerak tari. Berbicara dengan kata tubuh,
dirangkai dengan kalimat rentak dan gemulai, dialun dengan tetabuhan,
musik, serta dendang-dendang syair saling menyemangati.
Lewat ungkapan kata-kata, Iberamsyah Barbary menuangkannya ke dalam puisi:
Tarian di antara langit
Membungkus gelap dengan romansa
Tarian di antara bumi
Membungkus keindahan dengan keasyikan
Begitulah perjalanan anak manusia, dialun gelombang rasa, tumbuh berbunga, seindah menebar wangi dan pesona.
Seiring dengan itu, tersibak pula ungkapan puisi kehidupan masyarakat pinggiran
sungai yang tak kalah entakan cita-citanya dengan anak-anak di kota.
Aku anak perahu
Seribu sungai jalan raya hidupku
Hari-hari berdendang lagu
Cita-citaku menuju istana
Membangun seribu pintu dan jendela
Menebar sejuta buku, untuk ditulis dan dibaca
Agar semua kelak jadi raja
Beragam puisi diungkapkan dengan deras bagai arus Sungai Barito.
Sesederhana air mengalih, sejernih ketulusan perasaan, sesekali bergejolak menolak kekeruhan suasana melepas ke laut lepas.