Safiya adalah seorang pelajar di salah satu SMA unggulan di Jakarta yang sedang dibuat bingung. Blog pribadinya dibekukan oleh pihak sekolah. Tulisannya di blog mengenai sekolah dianggap terlalu kontroversial. Safiya pun terancam dikeluarkan dari sekolah jika tetap nekat melakukannya, karena dianggap merusak nama baik sekolah. Gadis itu pun hanya belajar dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tanpa menulis, yang membuatnya merasa hampa. Tanpa disangka, seorang kakak kelas datang menawarkan bantuan untuk berunding dengan kepala sekolah. Tentu Safiya senang. Di tengah-tengah hectic-nya memperjuangkan blog agar tidak dibekukan, seorang cowok mencoba mendekatinya, Varo. Padahal, Safiya tidak ada pikiran untuk punya pacar. Apakah Safiya akan berfokus memperjuangkan blognya, atau mencoba untuk belajar membuka hati di tengah kehidupan SMA-nya? Mengemukakan pendapat mungkin menjadi hal yang terbilang sulit untuk dilakukan bagi sebagian orang. Banyak dari kita yang belum memiliki keberanian untuk melakukan hal tersebut, terlebih jika kita merasa bukan siapa-siapa dan tidak memiliki hak spesial. Novel ini dapat dijadikan referensi, yaitu bagaimana seorang siswi SMA mengemukakan pendapat, kritik dan juga saran terhadap sekolahnya. Namun, patut diingat pula jika ingin memberikan pendapat atau kritik kita harus bisa menyaringnya dengan kata-kata dan cara yang halus. Cara yang tidak memprovokasi atau bahkan mencemarkan nama baik. Hectic, Hectic, Hat Trick! cukup bisa mewakili bagaimana seorang remaja bernama Safiya dengan berani mengeluarkan pendapatnya akan sistem sekolahnya yang dirasa tidak masuk akal.