Di balik papan nama ahli gizi
Afizha (Pengarang) ; Anak Agung Istri Kencana Sari Devi (Pengarang) ; Anis Setyaningrum (Pengarang) ; Annisa Alifaradila Rachmayanti (Pengarang) ; Arif Sabta Aji (Pengarang) ; Arlini Rakhim (Pengarang) ; Charadiva LKN (Pengarang) ; Desty Muzarofatus Sholikhah (Pengarang) ; Devi Annisa Mulyawati (Pengarang) ; Farah Amalia (Pengarang) ; Fitri Aulia Sandy (Pengarang) ; Herviana Ferazuma (Pengarang) ; Jennifer Natalia Christsanta (Pengarang) ; Ledyan (Pengarang) ; March Dilla Arianggi (Pengarang) ; Meiliana (Pengarang) ; Melissa Stephanie Kartjito (Pengarang) ; Mirrian Armenia (Pengarang) ; Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih (Pengarang) ; Nabila (Pengarang)
Tersedia di:
Deskripsi
"Oh, Ahli Gizi... yang jadi tukang masak di rumah sakit itu ya?" Pernahkah kamu mendapatkan tanggapan tersebut? Sekali? Berulangkali? Entah itu temanmu, tetanggamu, atau bahkan keluargamu sendiri. Padahal ahli gizi bukan sekadar 'tukang' masak. Kurangnya sosialisasi profesi gizi nyatanya berimbas pada mispersepsi yang tidak menyenangkan dan entah mengapa kesalahpahaman ini tetap menjadi budaya kental di negeri sendiri. Lalu apa sebenarnya tugas dan peran ahli gizi? Mereka yang memastikan makanan rumah sakit menyehat- kan seluruh pasien. Mereka yang 'meresepkan' makanan para atlet agar cukup energi sebelum bertanding. Mereka yang melakukan supervisi tenaga dapur agar menciptakan makanan sehat nan lezat. Mereka yang mengarahkan kader-kader posyandu untuk mengedukasi desa. Mereka jugalah yang menciptakan formulasi makanan bergizi di perusahaan. Dan kepada merekalah, ahli gizi, seharusnya masyarakat bertanya seputar diet dan pola makanan untuk beragam penyakit. Bukan orang lain. Bukan profesi lainnya.