Pengalaman jakarta : transformasi digital Pemprov DKI masa pandemi
Aditia Prana Kusuma (Pengarang) ; Andrie Yuswanto (Pengarang) ; Atika Nur Rahmania (Pengarang) ; Bahrul Ilmi Nasution (Pengarang) ; Dhini Gilang Prasasti (Pengarang) ; Gagar Asmara Sofa (Pengarang) ; Hanifa Terissa (Pengarang) ; Ied Sabilla (Pengarang) ; Irfan Bhaswara (Pengarang) ; Juan Intan Kanggrawan (Pengarang) ; Mohamad Hafitz Rizki (Pengarang) ; Ngabila Salama (Pengarang) ; Nuruli Khotimah (Pengarang) ; Siti Nurroudhatul Fadhilah (Pengarang) ; Sulfikar Amir (Pengarang) ; Ramdan Malik (Penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Pandemi Covid-19 telah mengubah peradaban manusia. Jasad-jasad "renik "memaksa" kita bertransformasi digital, dari Zoom hingga Google Meet. Tak terkecuali Pemprov DKI Jakarta yang kebijakan penanganan pandeminya berdasarkan data (data driven policy). Website corona.jakarta.go.id dibangun hanya dalam waktu beberapa hari, sebagai pusat informasi terkait Covid-19 di Jakarta. Berbagai fitur juga dikembangkan dalam super-app JAKI (Jakarta Kini). Pengakses kedua platform itu sampai sekarang mencapai jutaan orang. Kolaborasi dengan berbagai pihak dibuka seluas mungkin. Dari alumni Public Health Harvard University yang membuat JakCLM sebagai upaya pemeriksaan mandiri masyarakat dengan machine learning, hingga JakWifi yang memberikan akses internet gratis sampai ke kampung-kampung ibu kota untuk membantu pembelajaran jarak jauh dan pengusaha kecil. Masyarakat kian mengenal JAKI setelah dimudahkan mendaftar vaksinasi lewat handphone, sehingga tak perlu mengantre panjang yang rawan penularan dalam kerumunan. Warga juga dapat memilih waktu dan tempat vaksinasinya, bahkan di Stadion Gelora Bung Karno sekalipun, menyesuaikan diri dengan kesibukan serta tempat tinggal mereka. Apresiasi kepada JAKI pun datang dari dalam maupun luar negeri, semisal Champion WSIS Prizes di tataran dunia hingga Gold Medal AICTA di tingkat regional Asia Tenggara.