Setiap orang selalu memiliki kesempatan untuk hidup dengan benar. Amega Anjana mempercayai kalimat itu setelah pertemuannya dengan seorang penyair bernama Biru Pram Frasa. Pertemuan yang membawa sebuah kisah panjang tentang cinta, puisi, alkohol dan makna hidup yang mereka jalani. Kisah-kisah manis yang membuat Jana semakin tenggelam dalam pesona misterius sosok Biru. Bagi Jana, bersama Biru ia bisa membantunya menghadapi kecongkakkan dunia.
Sesaat setelah Jana benar-benar meleburkan dirinya kepada sosok Biru, justru dia dihadapkan dengan sebuah kalimat. Kalimat yang membuat Jana menyadari bahwa Biru bukan hanya penawar rasa sakit, tapi dia juga pemicu rasa sakit itu sendiri