Bethany tidak pernah memikirkan tujuan hidupnya . Dia terbiasa menuruti keinginan orangtua. Kuliah di Jurusan Akuntansi sedang dijalaninya, tinggal memenuhi tuntutan mengambil pascasarjana dan meneruskan bisnis keluarga kelak. Jika ditanya cita-cita, Any merasa impiannya terlalu kecil bila dibandingkan dengan orang lain. Dia hanya merintis usaha kafe boba yang dimodali sang kakak. Itu pun, Any memulainya atas nama pelarian. Hingga dia bertemu Regan yang membersitkan pemikiran agar Any keluar dari zona nyaman. Ironisnya, Any baru sadar hidupnya selama ini tidak baik-baik saja.