Setiap kita pernah atau barangkali akan merasakan kehilangan. Ini bukan doa, ini adalah kepastian. Come on, Dear, ini dunia. Tidak ada yang abadi di sini. Setiap kita pernah, sedang, atau barangkali akan merasakan kebingungan, kekhawatiran, akan hari ini, esok, dan akan datang yang entah menjadi milik kita atau tidak. Setiap kita pernah, sedang, atau barangkali dikecewakan atau dikhianati oleh orang yang baru saja kita kenal atau bahkan orang yang tidak pernah kita sangka akan melakukannya. Atau… Setiap kita pernah merasakan patah dan payah. Kita merasa tak berguna dan tak berdaya. Semua terasa seperti bersekongkol untuk membuat dadamu terasa sesak. Barangkali, kamu akan menemui hari ketika kamu akan menangis. Kamu menyalahkan dirimu. Kamu mencaci. Kamu menganggap Dia tak adil. Kamu marah. Saat kamu mengutuk dirimu sendiri, saat kamu mulai mempertanyakan kebaikan-Nya, saat kamu marah dan berhenti berdoa, Dia menginginkanmu ada dalam dekapan-Nya. Dia masih memberimu napas dan kekuatan untuk hidup. Agar apa? Agar kamu punya waktu untuk menyadari: tak ada yang mampu mencintaimu melebihi Dia. Bahkan ketika kamu sudah dekat dengan-Nya, lalu melakukan salah lagi. Bahkan ketika kamu bertobat, kemudian melakukan dosa lagi. Kamu mengakui salahmu, lalu meminta maaf lagi. Dia masih menerimamu, masih mencintaimu