Buku pintar penanggulangan angin puting beliung
Wahyudi (Pengarang) ; Juangsa (editor)
Tersedia di:
Deskripsi
Bibliografi : halaman 141-144 ; Membentang antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, Indonesia memiliki tiga pola iklim dasar yang menyebabkan perbedaan pola curah hujan yang dramatis. Kondisi tersebut semakin diperburuk dengan adanya tantangan akibat pemanasan global dan pengaruh perubahan iklim, seperti kenaikan suhu temperatur dan permukaan air laut di wilayah Indonesia yang notabene berada di garis khatulistiwa. Kondisi ini kian meningkatkan potensi terjadinya berbagai jenis bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga cuaca ekstrem yang memicu bencana angin puting beliung. Hampir semua tempat yang ada di Indonesia rawan terhadap bencana angin yang satu ini. Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), potensi bahaya bencana angin puting beliung yang tergolong tinggi ialah wilayah DKI Jakarta, wilayah bagian timur Jawa Barat, bagian barat dan timur Jawa Tengah, Bali, NTB, dan wilayah bagian utara Sumatera Utara. Potensi bahaya puting beliung yang tergolong sedang ialah wilayah Aceh bagian timur, Sumatera Barat bagian timur, Sumatera Selatan bagian timur dan bagian barat, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, NTT, sebagian kecil Maluku dan Kalimantan. Selain itu, sebagian besar wilayah Kalimantan dan Papua tergolong pada bencana Puting Beliung kategori bahaya rendah.