Kayu lapuk membuat kapal
Benny Arnas (Pengarang) ; Yetti A.KA (penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Seratus tahunan setelah Kekaisaran Romawi hanya menyisakan bagian timurnya dan mencoba terus bertahan di bawah nama Bizantium, ketika Kerajaan Melayu yang sedang tumbuh subur di Jambi baru saja menjadi bagian Kerajaan Sriwijaya di Pulau Emas: di perbatasan Arab dan Syam, sebatang pohon yang saking lebat-hijau-dan-tebal kanopinya menyerupai brokoli raksasa … menangis tersedu-sedan. Daunnya melayang, mengembara, dan … selalu menangis. Tangis itu bukan sekadar berkaitan dengan melankolisme pertemuannya dengan Rasulullah, melainkan karena masa-masa setelah kenabian yang memberi pelajaran agar keterkejutan, kegeraman, kesedihan, dan harapan, memiliki rumah yang benar. * Kayu Lapuk Membuat Kapal bukan kisah islami, melainkan novel pada umumnya, yang mengisahkan jalan tengah kegetiran dan harapan universal miliaran penduduk Bumi hari ini dengan hilir: kesadaran selalu mengingat jalan pulang ketika penyesalan sudah berada di depan mata.