Naskah ini ditulis dengan jenaka dan mengisahkan jatuh-bangunnya sebuah keluarga empat generasi dalam gaya realisme magis. Melalui lintas generasi kita dibawa pada gambar lebih besar berbagai peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia, menyeret para tokoh ke dalam pusaran dan dampaknya pada kehidupan anak-cucu generasi selanjutnya. Metafora-metaforanya menggelitik dengan dialog yang cair dan alami. Tokoh-tokohnya tidak terjebak ke dalam stereotipe atau karikatur, memaparkan dengan jelas pergulatan batin dan adaptasi mereka di tengah berbagai perubahan.