JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Pinjam buku ini
Perempuan rok ungu

Perempuan rok ungu

Imamura, Natsuko (Pengarang) ; Asri Pratiwi Wulandari (Penerjemah) ; Gita Romadhona (Penyunting)

Edisi Cetakan pertama, November 2023
Penerbit Ponorogo : Haru, 2023; © 2019 Natsuko Imamura
Deskripsi Fisik 120 halaman ; 19 cm
ISBN 9786235467177
Subjek Fiksi Jepang
Bahasa Indonesia
Call Number 895.63 IMA p

Tersedia di:

Perpustakaan Jakarta - Cikini
Dapat dipinjam: 4 | Baca di tempat: 1
Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Dapat dipinjam: 4

Deskripsi

; Judul asli : Murasaki No Skirt No Onna ; Teks dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan dari Bahasa Jepang ; Di lingkungan tempat tinggalku, ada orang yang dijuluki Si Perempuan Rok Ungu”. Dia dipanggil begitu karena selalu memakai rok berwarna ungu. Awalnya, kukira Perempuan Rok Ungu masih muda. Mungkin karena tubuhnya mungil dengan rambut hitam sebahu. Kalau dilihat dari jauh, dia bisa kelihatan seperti anak SMP. Tapi, kalau dilihat baik-baik dari dekat, kelihatan jelas dia tidak muda. Pipinya berflek hitam, rambut hitam sebahunya tidak berkilau dan tampak kusam. Dengan frekuensi sekitar seminggu sekali, Perempuan Rok Ungu selalu pergi beli roti isi krim di bakeri jalan pertokoan, dan aku akan pura-pura memilih roti sambil mengamati penampilannya. Setiap kali mengamati, aku selalu berpikir, Kayak seseorang. Siapa kira-kira? Di taman lingkungan tempat tinggalku, bahkan ada bangku yang diberi nama “Kursi Khusus Perempuan Rok Ungu”. Yaitu, bangku terjauh dari jalan masuk di antara tiga bangku di selatan taman. Suatu hari, Perempuan Rok Ungu beli satu roti isi krim dari bakeri, lalu berjalan meninggalkan jalan pertokoan ke taman. Jarum jam baru bergerak lewat pukul tiga sore. Bayang dedaunan pohon ek di taman menaungi Kursi Khusus Perempuan Rok Ungu. Perempuan Rok Ungu duduk tepat di tengah kursi khususnya itu, menyantap roti yang baru dia beli. Sambil makan, dia jadikan tangan kirinya sebagai penadah, supaya isian krimnya tidak berjatuhan. Ketika tiba pada bagian roti yang berhias kacang almon, dia memandanginya sejenak sebelum memasukkannya ke mulut. Dia gunakan waktu lebih lama untuk mengunyah, seolah enggan berpisah dengan potongan terakhir itu.

Ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini. Jadilah yang pertama untuk mengulas!