

Kakakku, bongsoon
Gong Ji-young (Pengarang) ; Hyacinta Louisa (Penerjemah) ; Selsa Chyntia (penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Setelah menutup telepon dari ibuku, aku tidak beranjak dari meja di tepi jendela dan duduk di sana untuk beberapa waktu. Jendela di rumah baruku ini menghadap ke arah selatan, sehingga sejak pagi sinar matahari awal musim semi sudah masuk melalui sela-sela tirai tua. Mungkin karena itulah debu yang sudah lama ada di sela-sela tombol telepon terlihat jelas di mataku. Di antara angka 1 dan 2, di antara angka 2 dan 3.... Akan tetapi, sudut antara angka 4 dan 1 serta antara angka 2 dan 1, kemudian antara angka 8 dan 9 tampak samar-samar terbebas dari debu. Sepertinya di sela-sela angka 4 dan 1 serta di sela-sela angka 8 dan 9 tidak ada debu karena aku sering menggunakannya saat menelepon ke rumah orangtuaku. Setelah kuingat-ingat, aku terakhir kali menggunakan telepon itu sebulan yang lalu, saat angin musim dingin masih bertiup di lereng pegunungan ini. Aku menelepon ibuku setelah bertengkar hebat dengan petugas pindahan mengenai uang. Setelah itu, sepertinya tidak ada hal lain yang membuatku memakai telepon. Ah tidak, ternyata pernah. Ketika aku memasang gas di rumah dan mengajukan penyambungan nomor telepon. Tapi saat itu aku meminjam telepon pemilik rumah sehingga tidak memakai telepon ini. Pada usia 6 atau 7 tahun, dia melarikan diri dari kekerasan ayah tirinya. Lalu, dia tinggal bersama saudara ibunya, yang menelantarkannya di keramaian. Dia juga pernah bekerja pada seseorang, tapi tidak pernah dibayar. Akhirnya, Bongsoon tinggal dan bekerja di keluarga Jjang. Bagi Jjang, Bongsoon bukan sekadar pembantu. Perempuan delapan belas tahun itu adalah orang pertama yang melihat wajah Jjang saat lahir, orang pertama yang menenangkannya saat menangis, dan satu-satunya di dunia ini yang memihak Jjang. Jjang tumbuh bersama dengan kesedihan yang dialami Bongsoon yang terus menerus menderita dan bernasib buruk. Inilah kisah pembantu di Seoul pada 1960-an, dari sudut pandang majikan yang berusia 5 tahun.
Ulasan
Buku Rekomendasi Lainnya

Warisan Kuliner Indonesia Hidangan Betawi
MULYAWATI, wahyuni

Reformasi Perumahsakitan Indonesia

Ekspresi untuk Identitas
TIM SUARA KITA

Menata Luka : Cinta mampu bekerja dengan hebat bahkan pada orang-orang yang terpisahkan olehnya
Chatreen Moko

Love, Letter and Leuser
-

Modul peralatan produksi bahan ajar audio visual
-

Takahashi is hearing it 4
Hakuo, Yu (Pengarang) ; Mohammad Ali (alih bahasa) ; Binarti (editor)

Halo balita: ayo, di rumah saja!
Benny Rhamdani (Pengarang) ; Muhamad Ramdani (ilustrator)

Kookoo kookaburra
Gregg Dreise

One boy's quest to learn what it means to be singapore
Foo, Adeline (Pengarang)

Keping memori
Discaria Paladinteri Montera de Manics (Pengarang)

Sebelum Meledak (Kumpulan Cerpen Sastrawan Mitra Praja Utama (MPU))
-

Menegakkan keadilan dan kebenaran I : Pandji tertinggi orde baru
Abdul Haris Nasution (Pengarang)

Buku Harian Putri Klarisa
Arleen Amidjaja
