Tulisan Toni Morrison dalam buku ini bukan sebatas membahas dinamika kehidupan di AS meskipun sebagian besar merupakan naskah pidato yang disampaikan di depan berbagai forum penting dan bermartabat di AS. Topik-topik dan ulasannya lintasnegara dan lintaszaman. Misalnya tentang demonisasi kelompok yang dianggap liyan, hal itu juga terjadi di Indonesia dan di Myanmar, dan di seluruh penjuru dunia. Atau tentang seniman yang kesengsaraannya dinarasikan sedemikian rupa untuk dikemas jadi satu dengan karya seninya agar semakin tinggi nilai jualnya. Jangkauan pikirannya terbentang beradab-abad ke belakang sehingga ia menyebut Perang Dunia II sebagai perang “baru-baru ini”.