Waktu Yang Kudamba (coretan kerinduan remaja panti asuhan bunda serayu banyumas
Wilibrordus Megandika Wicaksono (Pengarang) ; Ayu (Setter) ; Isran Febrianto (Desain sampul)
Tersedia di:
Deskripsi
“Sepintas mata memandang, sembako, pakaian, sepatu, juga mainan berlimpah di panti ini. Donatur pun datang silih berganti mengirimkan rezekinya. Namun, dalam obrolan dengan anak-remaja di panti, mereka sebenarnya lebih suka dan ingin disapa secara personal. Mereka akan sangat bahagia jika diajak bermain bersama oleh para donatur.” Waktu yang Kudamba lahir sebagai kelanjutan buku Di Tepi Serayu Aku Merindu. Buku ini juga merupakan buah dari penelitian tesis Penulis berjudul “Konstruksi Makna Kasih Sayang Remaja di Panti Asuhan Bunda Serayu”. Dalam buku ini, termuat kisah dan perjuangan emosional para remaja di Panti Asuhan Bunda Serayu yang merindukan orang-orang yang mereka kasihi. Dalam surat cinta mereka, tersingkaplah dambaan mereka: momen sukacita bersama ayah, ibu, kakek, nenek, serta saudara-saudarinya di rumah. Kebersamaan dengan orang-orang yang paling berarti ada di lubuk hati mereka, tersembunyi di antara rutinitas sehari-hari, pencarian identitas yang tak pernah berhenti, dan perasaan-perasaan kehilangan. Buku ini menginspirasi kita untuk lebih memahami dan menghargai pengalaman anak-anak panti asuhan. Selain itu, kisah-kisah mereka dalam buku ini, di satu sisi, menjadi cermin refleksi bagi hidup kita, di sisi lain menggugat kita untuk makin mengembangkan solidaritas, kedamaian, dan cinta kepada sesama. Kupikir, hidupku akan bahagia setelah itu. Namun, dugaanku salah. Berharap banyak kepada orang lain ternyata meruntuhkan banyak hal. Di situasi yang sama, aku juga kehilangan diriku sendiri. Kini, aku sedang berusaha untuk menemukan diriku yang telah hilang. Untukmu yang juga sedang merasa hancur, percayalah, kamu masih punya dirimu sendiri. Kamu hanya perlu mengenalnya lebih lanjut dan mencintainya sebaik yang kamu bisa. Kamu harus tahu bahwa dirimu lebih hebat dari apa yang kamu pikir selama ini.