Perjalanan tenun
Sihombing, Merdi (Pengarang) ; Catrini Pratihari Kubontubuh (Pengarang) ; Isnen Fitri (Pengarang) ; Mitu M. Prie (editor) ; Naipospos, Monang (Pengarang) ; LumbanToruan, Neison (Pengarang)
Tersedia di:
Deskripsi
fashion show rancangan-rancangan yang telah dibuat selama 1 dekade memperlihatkan bagaimana karya-karya Merdi mengusik (secara positif) anggapan umum tentang citra dari kain tradisional yang sudah dibubuhi konsep-konsep seperti kelampauan, berada di kubu yang berlawanan dengan moderenitas, dan lain sebagainya. Merdi melalui karya-karyanya memperlihatkan bahwa fesyen sebagai sebuah aktivitas budaya bukan sesuatu yang pasif dan taking something for granted. Fesyen adalah tindak framing dari hal-hal yang ada. Kain tenun NTT yang diolah menjadi blazer panjang, noken Papua yang menjadi sebuah busana, dan lain-lainnya adalah hasil tindak framing Merdi pada produk tradisi masyarakat di berbagai daerah Indonesia menjadi produk-produk yang digunakan dalam tradisi masyarakat moderen. Pada estetika dan seni, sebuah material disebut lestari ketika ia terus diwujudkan dalam aktivitas interpretasi. Dengan cara itu, kehadirannya bukan sekadar ada tapi exist, yakni keberadaan yang aktif atau tidak mati beku dalam wujud yang tak berkembang. Demikianlah tenun telah berjalan dan terus dijalankan oleh Merdi Sihombing selama 1 dekade.